Sabtu, 11 Juni 2016

Tajuk Rencana

Bagaimana Seharusnya Menyikapi Hasil UN?


ENTAH dari mana bermula dan siapa yang mempeloporinya, jujur saja saya tidak tahu. Tapi budaya corat-coret baju seragam di kalangan pelajar kita sepertinya sudah tidak dapat dicegah. Beberapa tahun ini, itulah kegundahan sekolah, orang tua atau mungkin juga pemerintah setiap usai pengumuman kelulusan UN. Hari Sabtu  (11/06/16) besok pengumuman UN (Ujian Nasional) bagi siswa/ siswi  SLTP (SMP, MTs sederajat) diumumkan. Hari itu adalah hari-hari dan momen yang ditunggu-tunggu oleh siswa kelas IX sebagai peserta UN. Sejak selesainya mengikuti UN,  inilah hari yang paling dinanti dengan penuh debaran hati. 

Sebelum pengumuman, nilai-nilai UN itu akan diolah dulu oleh sekolah dengan cara menggabungkan nilai UN dengan nilai sekolah dengan proporsi 60% nilai UN dan 40% nilai sekolah. Hasil gabungan kedua nilai itulah yang akan menjadi dasar kelulusan para peserta didik yang telah mengikuti UN. Bagi yang memperoleh rata-rata minimal 5,50 (lima koma lima puluh) tanpa angka di bawah 4,0 (empat koma nol) dari salah satu mata pelajaran dinyatakan lulus. Sementara yang dibawahnya (tidak memenuhi syarat) dinyatakan tidak lulus. 

Kekhawatiran akan terjadi lagi corat-coret baju seragam (putih-biru) seperti tahun-tahun sebelumnya setelah pengumuman menghantui memang bukan saja guru dan orang tua tapi juga pemerintah. Jelas-jelas kebiasaan itu adalah kebiasaan buruk dilihat dari sisi manapun. 

Dari sisi agama, itu disebut mubazir karena membuang-buang pakaian yang seharusnya masih bisa dipergunakan.  Tidak mungkin baju dan celana yang sudah penuh cat (spidol dan cat semprot pilox) akan dipakai lagi. Biasanya baju itu langsung dibuang begitu saja. Dan tidak mungkin juga untuk dibersihkan lagi. 

Dari sisi moral pula, itu juga sangat tidak pantas dan berlawanan dengan rasa kemanusiaan kita. Bayangkan, baju secantik itu harus penuh cat dan menjadi kumal hanya untuk menumpahkan emosional. Karena biasanya juga dibarengi dengan kompoi-kompoi berkenderaan, ini satu hal yang juga menakutkan. Sungguh tidak pantas. Baju seragam yang sebenarnya masih bagus dan layak pakai seharusnya dapat diberikan kepada yang membutuhkan. Tidak harus jauh-jauh mencari orang yang mau memakainya. Bahkan di sekolah yang sama saja masih ada para siswa yang secara ekonomi memerlukan uluran tangan dan mau menerima pakaian seragam yang tak akan dipakai lagi itu. Tidak seharusnya baju itu dikotorkan dengan cat atau spidol. 

Lalu bagaimana seharusnya menyikapi kebiasaan jelek ini? Memberi pengertian saja kepada mereka (para siswa) sepertinya tidak mendapat respon yang benar. Kalau pun sekolah melakukan berbagai strategi mengatasinya, mereka ternyata jauh lebih pintar mensiasati strategi pihak sekolah. Mereka tetap saja melakukan tradisi yang salah itu. Namun demikian, sekolah harus terus berusaha mencari jalan agar kebiasaan buruk ini dapat dicegah dan atau dikurangi. 

Beberapa tip berikut bisa dipakai untuk mengatasinya: 
  1. Pakaikan baju adat (kebesaran daerah). Maksudnya pada hari pengumuman itu tidak dibenarkan memakai baju seragam sekolah (bitu putih) seperti selama ini. Bahwa kemungkinan mereka meninggalkan baju mereka di luar pakarangan sekolah untuk dipakai nanti selepas prosesi pengumuman, harus pula diantisipasi. Pastikan mereka tidak membawa baju seragam itu secara sembunyi-sembunyi. 
  2. Undang orang tua. Maksudnya bisa saja yang mengambil kertas pengumuman cukup orang tua saja. Lalu orang tua diwajibkan membawa/ menyerahkan kertas pengumuman itu di rumah sekaligus mengingatkan putra-putrinya untuk tidak lagi keluar rumah berkompoi dengan teman-temannya. Kalau mereka dibiarkan, mereka akan cenderung melakukan kebiasaan itu lagi. Jadi, peran orang tua sangat menentukan. 
  3. Pakaian batik  Selain memakai pakaian adat, dapat pula dengan memakai pakaian batik. Pakaian nasional ini (usahakan yang berwarna lebih gelap) tidak terlalu menarik bagi mereka untuk mencoretnya. Berbeda dengan kalau mereka memakai seragam sekolah yang lebih terang. 
  4. Kumpulkan di aula. Buat sekolah yang memiliki aula, dapat secara ketat mengatur pembagian lembaran pengumuman itu di dalam aula. Dengan dihadiri oleh semua guru (kalau perlu juga orang tua) mereka akan merasa segan melakukan corat-coret. Biarkan mereka meluahkan rasa gembira mereka di aula dengan pengawasan para guru atau orang tua. Tentu saja dengan aula yang layak untuk menampung suasana gembira yang terkadang berlebihan. 
  5. Melalui IT. Dengan fasilitas internet yang sudah ada di setiap rumah pengumuman dapat dilihat di rumah saja. 
  6. Atau jika sanggup, secara manual juga dapat diantarkan ke rumah-rumah entah oleh guru atau bisa dengan jasa pos. 
  7. Kembali orang tua diharapkan berperan mengingatkan anaknya untuk tidak keluar rumah setelah tahu lulus. 
Bahwa untuk setiap strategi sekolah dalam mengatasi tradisi jelek ini selalu pula ada strategi siswa untuk melawannya, itulah terkadang sifat manusia. Selalu ingin lain dari pada yang lain. Sayangnya, keinginan 'lain' itu berupa tradisi jelek yang harusnya tidak perlu. Mungkin di beberapa sekolah --di Tanah Air-- sudah berhasil menghentikan kebiasaan buruk ini. Atau setidak-tidaknya sudah melakukan berbagai langkah dan strategi mengatasinya. Tapi setiap tahun, masih banyak anak-anak kita terlibat kebiasaan jelek ini sehabis pengumuman, itulah tugas lain tugas mengajar dan mendidik selama mereka ini di sekolah

"Yang terpenting, buat yang lulus, siapkan diri untuk jenjang selanjutnya," (Baskomp/Adm)

Ucapan Selamat Kelulusan



Ucapan Selamat Kelulusan
Segenap Dewan Guru dan Karyawan SMPN 15 Mengucapkan atas kelulusan Peserta Didik 100%.
“Akhirnya tiba juga detik-detik penantian yang selama ini ditunggu. Sebelumnya, perjuangan demi perjuangan, kerja keras dan kerja sama, keresahan dan kegalauan yang mendera, serta harapan yang melambung tinggi telah kalian lakukan dan rasakan. Sekarang semuanya menjadi satu, yakni kebahagiaan yang memuncak.
=====
selamat menikmati buah kerja keras kalian selama tiga tahun, jadikan kelulusan kalian sebagai tonggak awal kembali dalam meraih cita-cita dan kehidupan yang lebih baik di perguruan tinggi atau dunia kerja.
=====
Kesuksesan yang sesungguhnya hanya datang pada mereka yang siap menerimanya. Selamat dah lulus. Good Luck yaa…(Baskomp.Adm)

Jumat, 10 Juni 2016

Himbauan Kepala Sekolah

 SISWA SISWI SMPN 15 PEKALONGAN  DILARANG KONVOI


smp15.news, Kepala Sekolah mengimbau, pelajar tidak menggelar konvoi dan juga coret-coret seragam setelah pengumuman kelulusan tingkat SMP yang berlangsung Senin (28/5) besok. ”Saya juga meminta orang tua untuk mengingatkan anaknya supaya tidak konvoi. Pelajar harus arif dan bijaksana dalam menyikapi kelulusan,” ujar Drs, Kresno Widodo, Senin (28/5). Beliau juga mengatakan, para guru SMPN 15 Pekalongan juga sudah diingatkan, untuk mengimbau murid untuk tidak melaksanakan kegiatan yang tidak bermanfaat itu.

Beliau mengingatkan supaya kelulusan tidak dirayakan secara berlebihan. “Sekolah mengumumkan melalui website, supaya pelajar tidak berbondong-bondong di satu tempat,” ujarnya. Aktifitas bergerombol di satu tempat,  dapat mengganggu kenyamanan masyarakat. Selain itu, juga rentan terhadap terjadinya hal yang tak diinginkan. “Karena itu orang tua juga harus mengawasi,” ujarnya. (Baskomp/adm)

LEBIH BAIK MELANJUTKAN SMA APA SMK?

Sama kondisi keluargamu kyak aq. Tapi bedanya aq sudah lulus SMK Negeri jurusan otomotif . dan aq sedikit menyesal sekolah di smk. 

Aq akan sedikit cerita :
Aq memang terlahir dari keluarga tdk mampu, waktu itu sdang gncar2nya mjd omongan bhwa setelah lulus SMK bisa lngsung bekerja, dan ortuku langsung terobsesi oleh isu tsb. Dan akhirnya aq masuk SMK yg mana itu keinginan ortuku bukan keinginanku.
Akibat dari itu aku kurang serius belajar di SMK . Pelajaran yg aku sukai (SAINS) terutama biologi tidak diajarkan. Jadi aq kurang serius. Akibatnya pelajaran lain aku abaikan dan ironisnya nilaiku juga jelek2. Tapi alhamdulilah kini aku sudah lulus (2013) dan udah diterima di perusahaan mobil. Tapi kalau boleh jujur aq tidak suka bekerja aq penginnya kuliah. Tapi mau gimana lagi tuhan tlah menentukan jalan hidupku seperti itu ,mau tak mau aku harus merimanya.
Memang SMK bisa dalam artian bsa bkerja & kuliah, tapi kalau diliat kenyataanya dilapangan slogan itu tak ada apa2nya bila dilihat langsung dlm kenyataanya.
Bekerja sih bisa memang tapi dg ketentuan kontrak dan jangka wktu paling lama 2thun, setelah itu dah ,koit.
Kuliah mungkin bisa bagi anak yg bnar2 pinter dan bisa bersaing. Tapi kebanyakan anak SMK males2. Beda sama Anak SMA.
Maka kalau pngin kuliah harus bnar2 pinter , otakmu harus setara sama anak2 SMA.
Kalau SMA setelah lulus memang tak bisa bekerja karena di SMA belum diajarkan Soft skill dan hard skill , itu akan diajarkan ketika sudah masuk PTN.
Nah beruntungnya anak SMA yaitu kalau sudah lulus kuliah dan mendapat gelar ,misal : S1 dan ndaftar di Perusahaan manapun langsung bisa diterima dan ditempatkan diposisi/bagian yg lebih tinggi dari pada lulusan SMK yg hanya bisa jadi karyawan.
Misal : kamu lulus SMK dan tman kamu lulus SMA tahun ini (2013) dan kamu ndaftar di PT. AHM , paling2 kamu sampai 3 tahun kedepan cuma bisa jadi karyawan tak lebih dg gaji yg gitu gitu aja, sedangkan temanmu krna lulusan SMA pastinya kuliah, nah kuliah kan 3 taon, kalau misal tmanmu udah lulus kuliah dan mendapat gelar S1 dan ndaftar di perusahaan yg sama dgmu otomatis tmanmu akan ditempatkan di posisi yg lebih tinggi darimu dan dg gaji yg sangat besar. Jadi keliatankan bedanya lulusan SMA sama SMK :kalau SMA bisa jadi atasan sdangkan SMK cuma bisa jadi Karyawan (diperbudak). Kamu pasti dah bisa bayangin lah.
Sumber:saranku :
Pilihlah sekolah sesuai keinginanmu. Sesusai minat dan bakatmu. Dan kalau kamu nanti dah diterima sesuai sekolah yg kamu inginkan, belajarlah dg sungguh2 jgn buang2 waktu sekolahmu. Kakak yakin kamu akan menyesal setelah lulus nanti bila kamu menyiakan masa sekolahmu.
Jaman sekarang cari kerja sulit ,ada kontrak2nya gitu.
Kalau nggak pngin kontrak jadilah pegawai negeri ,syaratnya kamu harus kuliah.
Untuk masuk kuliah sekarang menggunakan nilai raport bila kamu masuk lwat SNMPTN jalur undangan. Maka dari itu Belajarlah dg giat biar nilai raport kamu bagus2 siapa tau bisa masuk kuliah dan mendapatkan beasiswa. .
Dah itu saja. Semangat ya.